Anda Pusing Dengan Kanibalisme Pada Budidaya Lele Dumbo?

Anda Pusing Dengan Kanibalisme Pada
Budidaya Lele Dumbo?

Oleh:
Toguan Sihombing, S.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Agam Sumatera Barat


Dalam kegiatan pembenihan dan pembesaran lele dumbo yang dilakukan oleh pelaku utama bahwa tingkat keberhasilannya dipengaruhi oleh pengalaman dan ilmu teknis yang dikuasainya, memperoleh bimbingan dari penyuluh atau tidak, seberapa sering untuk berkonsultasi, tingkat kerajinan, keseriusan dan keterampilannya. Tidak sedikit pelaku utama yang mengeluh, jangankan untung yang akan diperoleh, modal pembeli makananpun tidak pulang. Oleh karena itu, mengkaji  apa sebabnya dan bagaimana pencegahannya sangat perlu dituliskan untuk sebagai pegangan anda yang mengusahakannya dilapangan. 

Dibawah ini merupakan empat penyebab mengapa terjadi sifat kanibal pada lele dumbo yang dipelihara, antara lain: 

A. Kelompok Karnivora

Dalam dunia hewan atau binatang air, salah satu kelompok pembagiannya adalah dari segi makanannya. Lele dumbo termasuk golongan ikan pemakan makanan asal hewani, sehingga ia disebut kelompok karnivora. Jika dilepas bebas di perkolaman yang terlantar atau genangan air lainnya yang bersemak, maka yang menjadi dominasi makanannya adalah berupa serangga, anak kodok, udang-udangan, cacing-cacingan dan hewan-hewan lainnya yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Namun pada lele dumbo yang telah dipelihara secara terkontrol, ia akan memakan jenis makanan buatan seperti pellet, dedak halus, nasi sisa dapur, limbah ayam potong, dll.
B. Perbedaan Ukuran Tubuh 

Inti dari terjadinya kanibalisme adalah adanya perbedaan ukuran tubuh lele yang satu dengan yang lainnya, dimana pada ukuran lebih kecil secara otomatis akan menjadi korbannya. Perbedaan ukuran ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor alamiah dan faktor kesengajaan anda sebagai pelaku utama yang tidak menyortir/menyeragamkan ukurannya. Dari segi faktor alamiahnya, sebab terjadi perbedaan tubuh umumnya ditemui pada seluruh tubuh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh genetik, kesehatan dan daya tahan tubuh, kesempatan dan keagresifan mencari makanan dan pengaruh lainnya yang membuat hasil pertumbuhan ada yang melebihi ukuran standar rata-rata populasinya. Pada benih lele dumbo berumur 20-25 hari ukuran panjang total biasanya antara 2-3 cm, namun tak jarang pula ditemui dengan umur yang sama pada populasi itu sudah berukuran 5 kali lipat meskipun jumlahnya hanya satu-dua ekor. Ukuran yang berlipat-lipat ini disatu sisi dapat dikelompokkan sebagai hama, tapi ia sangat baik untuk dijadikan calon induk karena memiliki pertumbuhan yang sangat unggul dibanding yang lainnya. 

C. Makanan Tidak Mencukupi 

Dapat dibenarkan salah satu penyebabnya adalah karena makanan yang didapatkan setiap individu lele dumbo tidak mencukupi. Arti tidak mencukupi dapat menghasilkan dua akibat, yaitu:
  1. Membuat pertumbuhan badannya terlambat karena kalah saing rebutan makanan dan iapun menjadi lemah kurang berdaya, sehingga akan menjadi mangsaan bagi yang lebih besar badannya. 
  2. Merupakan dari kebalikan yang pertama, ia akan menang dalam hal rebutan makanan yang membuat badannya bisa unggul dan karena makanan yang diberikan kurang maka ia akan memangsa lele yang berukuran kecil darinya. Namun perlu diingat, tidak cukupnya makanan yang diberikan lalu dapat diambil kesimpulan bahwa solusi mencegah agar tidak terjadi kanibalisme lele dumbo harus diberi makanan yang cukup dan sampai sekenyang-kenyangnya.
Kesimpulan tersebut tidak pula bisa menjamin tidak akan terjadi kanibalisme. Mencukupkan makanan yang sesuai dan memiliki kandungan protein tinggi semata-mata bertujuan untuk memberikan hasil pertumbuhan ukuran besar tubuh yang relatif merata sehingga tidak terjadi perbedaan yang mencolok, baik karena terlalu cepat maupun terlalu lambat sekali pertumbuhannya.

Dari pengalaman di lapangan, pemberian limbah ayam potong yang sudah direbus untuk makanan tambahannya dapat mengurangi kanibal sesamanya karena keberadaan pakan tambahan tersebut bisa menjadi ”cemilan” bagi lele menunggu jatah waktu pemberian pelet berikutnya.
D. Padat Tebar Terlalu Banyak 

Lele dumbo yang dipelihara akan menghasilkan ukuran akhir yang berbeda karena diantaranya dapat disebabkan oleh sempit-longgarnya media/ruang gerak tempat pemeliharaannya. Standar padat tebar benih sebenarnya bermacam-macam, karena tergantung pada berapa lama ia dipelihara dalam kolam/bak tersebut, berapa ukurannya, seberapa besar kemampuan anda membeli pelet sebagai makanannya, bagaimana volume dan kualitas airnya. Untuk kolam tanah dengan luas 100m2 dan kedalaman air 50 cm dapat ditebari benih lele ukuran 2-3 cm sebanyak 10.000 ekor. Padat tebar tersebut untuk masa pelihara 3 bulan, ternyata hanya diperlukan penyortiran 2 kali sampai panen. Akan berbeda, jika anda menggunakan bak/kolam yang lebih sempit misalnya kolam terpal dengan padat tebar yang sama akan menuntut penyortiran dilakukan setiap 2 minggu, artinya selama pelihara paling tidak 6 kali sortir. 

Bagaimana Upaya Pencegahannya? 

Upaya pencegahan sebenarnya cukup sederhana, yaitu menggunakan benih dengan ukuran yang seragam, padat tebar yang dianjurkan, kebutuhan makanan yang cukup serta melakukan penyeragaman apabila sudah terlihat ada perbedaan ukuran beberapa ekor yang sangat mencolok. 

Dibawah ini merupakan upaya yang dapat untuk mencegah terjadinya kanibalisme pada pemeliharaan lele dumbo, antara lain:

a. Menjamin Keseragaman Benih Saat di Tebar 

Benih yang seragam boleh saja didapatkan dari sejak benih itu dibeli dari tempat asalnya. Namun sebagaimana pengalaman, ternyata keseragaman itu tidak dapat dijamin begitu saja. Sebagai pembeli, anda harus juga waspada, artinya benih yang telah dibeli jangan langsung dilepas ke kolam. Biasanya jika diangkut jarak jauh benih dikemas dalam kantong plastik beroksigen. Setiba dirumah, sebaiknya anda tampung dulu kedalam baskom. Caranya, tumpahkan benih dalam kantong plastik ke baskom kosong, maksudnya agar tidak ada perubahan kualitas air, jangan langsung kedalam air yang berbeda. Baskom lainnya baru dicampur dengan air bersih dan air dalam kantong. Penyesuaian ini penting untuk menjaga kesehatan benih. Jika anda punya saringan penyortir, lakukan penyortiran ulang untuk memastikan keseragamannya, sebab dari pengalaman, masih ada penjual benih yang lalai untuk menjamin keseragamannya.

b. Menjamin Terpenuhinya Kebutuhan Makanan

Banyak akar permasalahan kegagalan memelihara lele karena faktor makanan yang tidak cukup. Sebagaimana sering ditemui kesanggupan pelaku utama pemula hanya memikirkan uang untuk pembelian benih, membeli makanan untuk bulan pertama, sedangkan untuk bulan kedua dan ketiga biaya pakan yang semakin besar tidak mampu lagi untuk memenuhinya. Padahal jika diamati pelaku usaha yang sudah profesional, biaya pakan sudah dianggarkan hingga ikan sampai bisa dipanen. Kekurangan makanan sering ditutupi hanya dengan mengandalkan keong mas, limbah ayam potong, dll yang jumlahnyapun tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan, misalnya untuk 5.000 ekor benih membutuhkan biaya pakan Rp.5 juta,- hingga panen, dan 10.000 ekor mencapai Rp.10 juta,- dimana angka-angka tersebut sering menjadi hal yang melemahkan semangat pelaku utama karena rendahnya permodalan. Bagaimana mereka ingin mewujudkan laba usaha yang layak, sedangkan standar permodalan saja masih jauh dari mencukupi.

c. Memiliki Keterampilan Untuk Menyortir

Menyortir benih lele sangat dianjurkan, sebab ikan yang dipelihara tersebut merupakan salah satu jenis ikan kanibal, menjadikan sesamanya menjadi sumber makanan. Oleh karena itu, sedapat mungkin tidak ada besar bukaan mulut lele yang mampu menelan bulat-bulat temannya yang lebih kecil. Sebagai pelaku utama, anda dapat saja mengamati sewaktu pemberian makanan berapa banyak mulut yang menganga yang dikawatirkan berpotensi menelan kawan-kawannya. Dari itu, untuk mempermudah, sebaiknya anda sudah mengetahui teknis melakukan penyortirannya melalui buku, brosur, wawancara dengan pelaku usaha lainnya, setelah yakin baru dilakukan. Tidak trampil lalu coba-coba, sering terjadi karena disortirlah makanya benih semakin banyak mati.
Untuk menyortir total, diperlukan peralatan seser kecil dan menengah dengan kain yang lembut tapi kuat, jangan menggunakan kain kasar yang tajam. Menggunakan baskom volume 40 lt minimal 5 bh, baskom lebih baik daripada ember atau ember kaleng cat. Keunggulannya permukaan lebih lebar. Pada air baskom berikan dua tetes minyak goreng untuk mencegah lendir benih tidak keluar. Lendir yang keluar banyak ditandai dengan adanya buih-buih dipermukaan air baskom, jika terjadi demikian akan membuat benih lele banyak mati beberapa hari kedepan.  Untuk memulai penyortiran, tentu benih ditangkap dulu semuanya, baru mulai dipisah-pisah dengan alat sortir mulai dari benih ukuran terbesar atau menggunakan alat sortir yang memiliki lobang diameter terbesar. Alat sortir dapat dibuat sendiri, seperti dari barang-barang plastik yang dapat dibeli di toko, lalu dilobang-lobangi dengan besi yang dipanaskan.

d. Menyediakan Kolam Yang Memadai

Keberhasilan memelihara lele dapat juga dipengaruhi oleh bagaimana bentuk kolamnya, tekstur tanahnya, ketinggian tempatnya, suhu udaranya, kondisi airnya, jauhnya dari rumah, dsb. Sebagaimana pengalaman salah satu pelaku usaha di Padang, H. Sabar dengan omzet Rp.50 juta per bulan, ia mengatakan, untuk sukses memelihara lele sebaiknya lokasi tersebut jangan jauh-jauh dari tempat tinggal.  Lokasi yang ia miliki seluas 3.000 m2 berada disamping rumahnya sehingga mudah untuk dikontrol. Bentuknya adalah kolam tanah dengan rata-rata ukuran 100m2. Ketinggian tempat sekitar 10 m diatas permukaan laut. Sumber air berasal dari salah satu sungai yang ada disekitarnya dan disedot dengan pompa. Kolam umumnya tidak memiliki pintu air masuk dan keluar, karena menggenangi dan mengurasnya menggunakan pompa.

Sebagai gambaran bagi anda, memelihara lele tidak bisa dipaksakan sesuai kehendak kita saja, tapi harus mempertimbangkan bagaimana maunya lele dan bagaimana keadaan tanah atau air untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan tsb. Tanah yang diberi pelumpuran yang baik, dapat ditumbuhi oleh cacing sutera yang sengaja ditebar untuk menambah ketersediaan makanan alami dalam kolam. Tentunya kolam yang banyak mengandung bebatuan dan krekel kurang baik. Air untuk benih tidak sama sebagaimana untuk memelihara nila, ikan mas, dll. Lele lebih menyukai air yang relatif gelap keruh bukan jernih. Kejernihan air dapat terjadi karena adanya pertukaran air kolam setiap hari, kurang agresifnya lele untuk makan dan mungkin terserang penyakit.

8 Responses to "Anda Pusing Dengan Kanibalisme Pada Budidaya Lele Dumbo?"

  1. jika anda memiliki masalah ekonomi silahkan hububgi bapak kalian dan minta diut. jika sudah tidak punya bapak maka hubungi ibu.m. jika sudah tidak memiliki kedeanya. matilah kalian

    ReplyDelete
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete
  3. Hari gene masih percaya dukun... Ke laut aja..buktinya dukunnya kok gak kaya2. Lagian klau nomor togel itu jitu kenapa gak dipkek buat diri dukun itu saja. Biar dia kaya Raya..

    ReplyDelete
  4. Dukun gendeng. .Togel, judi adalah haram..!!!

    ReplyDelete
  5. Hidup cuma sementara paling pol utk sekarang ini rata" cuma 70 tahun, jangan sampai salah langkah, sekali salah, fatal akibatnya... (Surga atau neraka) ajal pasti, dan datangnya sewaktu"... Persiapkn diri masing"😓☹️😓

    ReplyDelete

tani maya